Inilah karya pertama
saya. Dengan 1 kata yang sangat biasa didengar, diucap, dibaca, atau ditulis.
TERLINTAS
Sebuah karya, buku
sederhana yang isinya tentang….
Jika ditanya tentang
apa, sangat mudah sebenarnya dijawab, tapi mungkin tidak mudah dipahami. Seperti
yang tertulis di blog ini juga, justru saat halaman muka blog ini muncul,
TERLINTAS langsung mendeskripsikan tentang apa yang disuguhkannya. Yaaaa…
Tentang cerita hati. Tentang cerita hidup. Tentang aku,
kamu, dia, kami, kita, kalian, mereka. Tentang fiksi dan realita.
Bermula dari sekitar
awal 2012, ketika saya selesai membaca novel/cerpen/artikel, menonton
film, mendengar lagu, berbincang dengan sahabat, bahkan melamun, saya sering menemukan
satu kalimat kesimpulan versi saya sendiri, yaaa.. mungkin bisa dibilang
kata-kata mutiara, kalimat petuah, kata-kata bijak, kalimat motivasi, atau
pernyataan kegalauan :D tentang apa yang baru saya alami dari kegiatan tersebut,
dan kemudian di setiap kalimat kesimpulan itu saya tandai dengan tagar #terlintas
di akun twitter saya.
Di luar prediksi
saya, selalu ada yang me-retweet
kalimat-kalimat tersebut, ga bermaksud langsung besar kepala, tapi lebih kepada
saya senang ketika tulisan hasil pemikiran saya diapresiasi dengan retweet-an teman-teman di twitter. Saya cukup
bangga dengan hal itu. Tentu saja masih kalah jauh dengan selebtwit yang tentu
apa saja yang disampaikan mereka pasti banyak yang retweet. Hehe..
Poin pertama saya…
saya senang ketika tulisan singkat saya dengan tagar #terlintas diapresiasi
dalam bentuk retweet. Saya pun selalu
terpacu untuk menuliskan kalimat-kalimat lainnya, tentu saja bukan tanpa alasan
atau bukan tanpa ada “hal” dibalik #terlintas tersebut. Yaaa… bisa dipastikan
ketika #terlintas muncul di tweet
saya, berarti saya baru saja menyimpulkan satu hal entah itu dari membaca,
menonton, mendengar lagu, hasil curhatan teman, bahkan hasil kontemplasi saya
sendiri :)
Dan selanjutnya,
pernah ada kompetisi mengumpulkan tweet
pribadi untuk kemudian dibukukan. Maka, saya pun turut andil. Saya pikir tweet #terlintas saya sudah mencukupi
untuk dikumpulkan dan diikutsertakan. Saya lupa bentuk persayaratan detailnya
seperti apa. Tapi ketika tweet-tweet saya dkumpulkan, tweet #terlintas saya tak memenuhi
persyaratan. Maka saya pun mundur perlahan.
Nah.. disini poin
keduanya. Saya sudah mengumpulkan tweet
#terlintas saya. Setelah gagal berkompetisi, tweet-tweet saya mau diapain? Saya pandangi saja di draft word
laptop…? Aahh.. ga berubah jadi apa-apa juga. Tapi saya masih tetap terus nge-tweet #terlintas setiap saya mendapatkan
kalimat-kalimat baru dan menambahkannya di draft saya.
Sampai suatu saat,
pernah saya nge-tweet lagi dengan
tagar #terlintas, setelahnya seorang sahabat bertanya ada apa dengan saya. Tentu
saja saya tidak sedang kenapa-kenapa, karena yang saya tweet adalah berkenaan dengan obrolan saya dengan sahabat saya yang
lain. Bukan karena saya yang mengalaminya. Tapi hanya coba menyimpulkan hasil
perbincangan kami. Maka disinilah poin ketiga saya, poin selanjutnya yang mulai
merubah drastis semuanya. Ternyata beberapa potong kalimat di twitter tak dapat
dimaknai dengan cepat dan mudah. Yaaa… berkenaan dengan tweet-tweet #terlintas saya, ada yang mau tau kenapa tweet itu bisa muncul.
Maka… saya pun
berinisiatif membuat blog (yang sedang kamu baca ini ^_^) untuk menjelaskan apa
yang sudah #terlintas.
Mulai dari hanya
mengembangkan cerita di balik #terlintas yang seliweran di twitter, saya
semakin tertantang untuk mengonsep blog ini. Maka tak hanya pengembangan dari tweet, terkadang, yang terlintas di
benak saya langsung saya tuangkan di blog ini dalam bentuk puisi. Koleksi skesta
sederhana saya, saya tambahi narasi yang lagi-lagi terlintas begitu saja, pun
saya tuangkan ke blog ini.
Sudah terkumpul
beberapa tulisan di blog, dan ada beberapa lagi di draft word laptop saya yang belum di-publish, kemudian saya teringat akan satu website yang dipromosikan sahabat saya, dimana website tersebut bisa membantu penerbitan buku indie. Maka niat awal
sederhana yang akan berbagi cerita lewat blog pun berkembang menjadi
keinginan untuk membuat buku. Dan menjadi impian besar saya kala itu.
Awal 2013. Saya mulai
secara perlahan mengumpulkan dengan rapi tiap tulisan, menyusunnya, meng-edit, hingga sesuai dengan ketentuan
penerbitan buku di website tersebut.
Akhir 2013, materi
dirasa cukup. Dengan sebelumnya meminta komentar beberapa orang sahabat atas
materi buku saya, revisi sedikit, kirim naskah, sempat revisi cetak (huhuhu),,
akhirnyaaaa…
terbitlah buku TERLINTAS di 11
Desember 2013 yang diterbitkan secara mandiri (self publishing) oleh www.nulisbuku.com
Kalau di blog ini
ada 15 cerita, di buku ada 32 cerita. Cerita yang mungkin kamu pernah alami, cerita
yang mungkin masih fiksi bagi saya tapi pernah kamu alami secara nyata, cerita hidup
saya yang mungkin juga seperti cerita hidupmu, maka nikmatilah setiap lembar
kisah di buku ini.
Akhir kata…
Terimakasih untuk
siapa saja dan apa saja yang sudah menjadi inspirasi dalam tulisan-tulisan
saya.
Terimakasih untuk
siapa saja kamu yang sudah mengapresiasi tulisan saya, baik pembaca blog, penjejak komentar,
apalagi yang membeli bukunya :D
Yang masih penasaran
sama bukunya bisa hubungi saya >> di twitter @cimoeci atau email ke cimoeci@gmail.com ^_^ Bisa juga via web nulisbuku ke >> sini
In Shaa Allah, akan
ada terus tulisan-tulisan saya untuk sekedar menghibur atau menambah bahan
bacaan kamu-kamu, di blog ini, di blog saya yang satunya >> cimoeci.blogspot.com , atau mungkin next
book (Amiin ^^)