Aku terdiam sesaat setelah kalimat itu dilontarkan
olehnya. Bahkan setelahnya, aku masih butuh waktu untuk mencerna apa yang sudah
terjadi. Gadis yang selama ini aku harapkan ternyata tak mengharapkanku pada
akhirnya. Setelah ada usaha maksimal untuk aku memperjuangkannya. Setelah ada
doa yang tak pernah terputus untuk berharap agar dia menjadi pilihan
terakhirku. Tapi, kenyataan berkata tak sesuai keinginanku.
Dia memutuskan untuk mengakhiri hubungan terbaik
yang berusaha kami bangun. Apapun alasannya, aku hargai itu. Tak ada hal yang
harus dipaksakan. Aku sudah berjuang semampuku, dan dia, aku yakin juga sudah
berusaha semampunya.
Aku sakit, tentu saja. Kadang aku malah masih tak
mampu mempercayai apa yang sudah terjadi. Tapi waktu terus berjalan. Waktu tak
dapat menunggu. Rasa sakit yang ada cukup untuk membuatku bangkit menjadi yang
lebih baik. Aku tak perlu membiarkan waktu menikmati rasa sakitku. Justru
biarkan waktu membantu menyembuhkan sakitku. Ada kekuatan untuk bangkit dibalik
rasa sakit yang pernah ada. Dan aku yakin, aku punya kekuatan itu.
Karena ada rasa yang beda.
Rasa yang luar biasa ketika merasa
tersakiti.