Minggu, 06 Mei 2012

Mungkin Bukan Salah, Tapi Hanya Tak Tepat



Aku mencintainya. Iya… dia yang kini sudah tak sendiri. Dan aku hanya mampu diam. Mencintainya dalam diam. Dia harusnya tahu. Tapi kurasa tak perlu. Sampai kapanpun kurasa tak perlu. Karena aku tahu, aku akan menjadi  orang yang paling bersalah jika mencoba masuk dalam kehidupan cintanya.

Iya… aku lah yang bersalah. Salah akan adanya perasaan ini. Tapi biarlah kesalahan itu hanya untukku, buatku, dan milikku. Bukan waktu, bukan dia, dan bukan cinta. Karena tak ada yang salah dengan datangnya cinta, tapi mungkin hanya keadaan dan waktu yang tak tepat ketika cinta menyapa aku untukmu.

Rabu, 11 April 2012

Karena Menangis Tak Membuatmu Terlihat Bodoh

Meski kini kau tak lagi bersamaku
Benarkan setiap salahku
Namun, kan ku ingat selalu semua ajarmu
Aku sayang kamu…

^ Ode untuk Ayah – Pandji ^

Hari ini, tepat 100 hari yang lalu papa pergi meninggalkanku, meninggalkan kami dan tak kembali sampai kapanpun. Dan dini hari, seketika saja air mataku menetes. Tanpa diminta, tanpa ada komando sebelumnya. Aku hanya teringat padamu, Papa. Aku hanya rindu, yaa… mungkin rindu ini namanya.

Dan tentu saja air mata ini kubiarkan mengalir tanpa kupaksa untuk berhenti. Aku menikmatinya. Menikmati setiap tetes airmataku. Menikmati tetes airmata ini sambil mengingatmu. Mengingatmu tidak menyakitiku, meskipun aku menangis. Hanya saja air mata ini juga anugerahNya, kenapa aku harus mengingkarinya, kenapa aku harus memaksanya tertahan hanya di pelupuk mata. Dia juga berhak keluar dari tempatnya, kan?

Maka aku belajar menikmati air mataku, menikmati tangisku. Menangis tak berarti kita terlihat bodoh. Menangis tak berarti kita terlihat lemah. Justru menangis dapat membuat perasaan lebih baik. Setidaknya seperti itu anggapanku.